MOTTO

"committed to nurturing the wholeness though caring"

Selasa, 27 Mei 2008







1 komentar:

Terror mengatakan...

Fidel Castro, Hugo Chaves, Evo Morales, Mahmoud Ahmadinejad
Empat Nama ini adalah nama-nama presiden yang masih hidup yang berani menentang Amerika Serikat. Kira2 Presiden Indonesia bergabung dengan mereka nggak ya?..Padahal permasalahan negara mereka sama dengan negara kita yaitu kekayaan alam dieksploitasi oleh Amerika, tapi dengan berbagai ancaman,,,mereka berani menasionalisasi tambang mereka itu…Hmmm jadi inget jaman Jepang dulu, ketika bangsa Indonesia dengan heroik menasionalisasi perusahaan2 Belanda…Dan Mereka tuh bisa meningkatkan pendapan per-kapita rakyatnya dengan menasionalisasi tadi…terus knapa Indonesia gak berani ya..kenapa.. paling takut ya ntar di tembak CIA…Gak ada lagi sih pemimpin yang heroik dan membela rakyat, klo sekedar menjalankan tugas secara baik dan proporsional aja ya mending jadi bawahan, klo jadi pemimpin ya mestinya menggebu-gebu dan heroik, melewati batas nalar manusia biasa, sedikit liar dan menembus batas2..bukan dalam proporsional…, ah udah ah..pokoke klo kita sih mengingatkan lewat ucapan, dan besok2

kita buktikan klo rakyat berharga dan layak didengar, caranya dengan ga usah ikut pemilu alias golput, biar kwapok, biar harga rakyat menjadi mahal…logikanya sih sederhana,.. klo yang ikut pemilu sedikit, dan banyak golput, berarti harganya mahal..pasti kemauan rakyat didengar…..
Klo kemauan rakyat didengar pasti para pejabat dan wakil rakyat mengeluarkan undang-undang dan kebijakan yang berpihak ke rakyat, bukan ke penguasa dan kaum borjuis seperti sekarang ini. Masih mending kalo ke kaum borjuis, bahkan berpihak pada Amerika, lha wong mereka itu siapa sih, teman bukan, sodara bukan, sebangsa enggak, cuman suka ngasih utangan sih buat pejabat pembuat keputusan, jadinya ya sodara sebangsa dan setanah air seperti kita ini para rakyat juga ga berharga lagi…Trus enake kita berdoa bareng-bareng aja semoga para pemimpin kita kesurupan rohnya Bung Tomo atau Pangeran Diponegoro, biar nasionalismenya tiba-tiba tumbuh dan punya harga diri, ga menjilat-jilat ama Amerika, soale aku yakin Amerika itu juga ga berani kok ama kita, buktinya ama negara sekecil Bolivia aja mereka omong doang gak berani menyerang ketika tambang2nya dinasionalisasi, apalagi ama Negara Indonesia, yakin deh Amerika paling cuma berani bengok-bengok doang, paling banter juga main embargo, lha udah kita dagang ma selain Amerika dan sekutunya aja khan beres, yang penting kembalikan kekayaan alam Indonesia buat meningkatkan kesejahteraan rakyat…Gosipnya klo tambang2 kita dikelola sendiri trus hasil keuntungannya dibagi rata pualing kecil pendapan perbulan Rakyat Indonesia 3 Jutaan lho…asik dong ga ada yang miskin lagi…
Tapi untuk memaksa pemimpin menjadi heroik biasanya harus demo berkepanjangan dan penuh kekerasan, waduh kayake jangan deh, mending aksi damai, golput aja.. masak ga bosen dibohongi lewat kampanye partai. Kita juga berjuang lho dengan golput ini..dan lebih berat perjuangan kita yang golput daripada yang ikutan milih, soale kita harus tabah dihujat dan dicela, dan harus yakin bahwa dengan cara inilah kita wujudkan kecintaan kita ma bangsa dan Negara Indonesia tercinta.. Lagipula seru juga bisa memberi arti tanpa ketahuan…., brarti kita lebih ikhlas… Semoga…

sumber : http://makelarz.blogspot.com/2008/01/mimpi-rakyat-kecil-golput.html

February 6, 2008
Categories: Uncategorized . . Author: terrorband . Comments: No Comments
anti kemapanan=comunism, benarkah?????

Kenyataan menunjukkan bahwa, di masyarakat kita yang semakin materialistik, pendekatan capitalism merupakan sesuatu yang populer. Hubungan sosial dijalankan di seputar bagaimana kita mengais, mengelola dan mengalirkan capital.

Sulit menemukan masyarakat urban perkotaan yang mau menengok communism, satu fikrah yang lebih mudah untuk dirasakan sebagai ancaman. Communism sangat dikenal dengan anti-kemapanan (anti-establishment). Communism memandang tidak adanya kepemilikan individual, semua milik bersama, tidak ada yang boleh mengelola capital di atas yang lain. Ini tentu saja, sebuah ancaman serius bagi masyarakat yang selama ini mengorbitkan hidupnya di seputar capital.

Itu lumrah ! Apa yang sangat mengejutkan adalah, mengapa masyarakat, di sisi lain, nampaknya menggunakan fikrah Communism … di sisi lain kehidupan mereka. Perhatikanlah bagaimana anti-kemapanan didengungkan dengan nama “kesetaraan gender”, “pasar bebas” dan juga “islam liberal”.

Bisa jadi, karena pendekatan anti-kemapanan ini, memungkinkan manusia-manusia capitalist mempertahankan capital mereka ? Dan mereka, menggunakan cara apapun ! untuk itu. Jika perlu, sebagaimana mereka lakukan, mereka menyerang kemapanan-kemapanan dari tatanan sosial yang sudah ada.

Aktivis-aktivis perempuan bertopengkan “pembebasan”, untuk sebenarnya menyerang tatanan-tatanan yang sudah mapan di dalam masyarakat kita. Sejak lama sekali, masyarakat kita telah nyaman dan tentram dengan hubungan suami-istri, yang menempatkan masing-masing pada peran strategisnya. Sebagaimana sebuah pohon, ada yang menjadi daun, ada yang menjadi batang. Aktivis-aktivis ini inginkan pembebasan ? Ataukah mereka sebenarnya agen-agen communism yang menginginkan anti-kemapanan ?

Gerakan pasar bebas, adalah invasi capitalist yang menggunakan strategi communist. Tatanan tradisional yang ada di dunia ketiga, di negara-negara berkembang, adalah peran pemerintah untuk mengedepankan kesejahteraan masyarakat banyak, di atas kepentingan-kepentingan pribadi orang-orang kaya. Tatanan yang ada dibangun untuk melindungi rakyat, dari penjajahan bangsa-bangsa asing.

Jaringan capitalism menyerang dunia ketiga, dengan menggunakan strategi communism : Mereka merusak tatanan yang ada ! Mereka menggunakan psy-war, ghozwul fikr untuk menjadikan masyarakat menganggap jelek : government. Mereka memunculkan istilah-istilah yang berkonotasi negatif seperti : regulasi, subsidi dan penetrasi pasar.
Secara fundamental, mereka menghancurkan tatanan politik yang diperlukan untuk pertahanan ekonomi masyarakat dan negara kita.

Kasus terakhir yang populer dari penggunaan strategi anti-kemapanan ala communism adalah islam pembebasan atau islam liberal. Tatanan religious yang selama ini telah dibangun, dan merupakan fondasi bagi ketentraman masyarakat mereka mentahkan. Sebagaimana communist menganggap tidak adanya kepemilikan capital, gengster islam liberal melakukan revolusi dengan mengabaikan otoritas-otoritas islam. Sebagaimana communist menganggap tidak adanya orang yang boleh memiliki capital, islam liberal menganggap tidak ada orang yang boleh memiliki kebenaran.

Kemiripan kedua ! Gengster-gengster ini dengan communism adalah tentang bagaimana mereka memposisikan Tuhan. Keduanya sama-sama menganggap bahwa Tuhan adalah sesuatu yang irrelevant untuk dilibatkan dalam membangun masyarakat.

Ini sedikit berbeda dgn capitalism, karena dalam sejarah panjangnya, capitalism selalunya menyatukan dan memadukan spiritualisme dan juga kepedulian sosial … Perhatikanlah semangat imperialisme : Gold, God, Glory … mereka mengeruk kekayaan alam dari dunia ketiga, bukan karena alasan-alasan sesempit kekayaan uang dan harta karun.

Atau perhatikanlah perusahaan-perusahaan dunia, bagaimana mereka mengenalkan Corporate Social Responsibility … di mana mereka membagi capital-capital mereka untuk pemberdayaan masyarakat — terlepas dari alasan-alasan bisnis mereka.

Communism sebaliknya mereka anti-Tuhan dan anti-sosial.

Kemiripan terakhir. Sebagaimana lumrahnya, karakter para pejuang communist, mereka juga militan !!! Mereka tidak produktif, konstruktif … Sebaliknya mereka, secara militan, siap menghancurkan kemapanan yang ada, atas nama pembebasan …

Tentu saja, tidak mudah untuk menyadari bahwa communism ternyata telah merebak, menguasai ruang-ruang urban kita. Seperti serigala berbulu kambing, tiga contoh kasus ada di depan mata menggunakan strategi communism, yaitu kesetaraan gender, pasar bebas dan islam liberal.



taken from : http://ekobs.multiply.com/journal/item/3/Communism_Anti-Kemapanan_atau_Pe